Sunday, June 23, 2019

Aku Yang Menjadi Korban Nafsu Istriku Dan Kawannya

Pejuh Kental

Aku Yang Menjadi Korban Nafsu Istriku Dan Kawannya

Semua ini terjadi beberapa bulan berselang saat kami sedang berada dikota X, kota kelahiran istriku, kebetulan kami mempunyai rumah disana dan saat itu musim liburan anak sekolah.

Sudah beberapa hari kami berada di kota, hampir seluruh sudut kota kami sudah jelajahi dan anak anak juga sangat senang menikmati masa-masa liburannya dengan mengunjungi berbagai lokasi wisata di kota berhawa sejuk itu.

Saat itu kami sedang berada disebuah outlet ketika sebuah suara terdengar “Hey.., apa kabar ..? seorang wanita berusia sedikit diatas istriku tiba tiba setengah berteriak menegur Rani,

“Eh.., Lina..apa kabar.. kamu..” jawab istriku yang langsung menghampiri wanita itu dan mereka berpelukan.

“Pah... ingat kan..ini Lina..” kata istriku

“Tentu saja aku ingat... apa kabar..? “tanyaku sambil menyalaminya

Lina adalah sahabat istriku saat masih kuliah.., wajahnya khas sunda, tidak terlalu cantik, namun putih dan bersih, terakhir kami bertemu empat tahun yang lalu disuatu pesta di Bogor, ketika itu ia datang dengan suaminya.., lupa..aku namanya.. namun suaminya adalah seorang arsitek.

Kedua wanita lalu ngobrol entah apa yang dibicarakan namun tampak mereka bicara tak putus – putusnya, bahkan istriku nampaknya lupa kalau ia sedang berbelanja, dan akupun melangakah meninggalkan mereka dan menggandeng anak anaku meneruskan belanja kami, kubiarkan istriku melepas kerinduan dengan sahabat lamanya.

Sesaat kemudian kedua wanita itu menghampiriku dan Lina pamit mau pulang.

“Kasihan... Pah.. ia sudah bercerai dengan suaminya” kata istriku dimobil

“Lho..kok...!? tanyaku

”suaminya kawin lagi dengan wanita lain, dan ia tidak mau dimadu, ya akhirnya mereka cerai deh.. sudah 3 tahun ia menjanda” panjang lebar istriku menjelaskan

“Lalu...?” tanyaku lagi

“Ya sudah.. Lina sendiri sekarang membuka butik” jelas Istriku

Percakapan berhenti sampai disitu karena anak-anak mulai cerewet minta makan dan kamipun berhenti di sebuah restoran yang sejak dulu menjadi langganan kami.

“Pah.. Lina kusuruh kesini ya..., sebelum kita pulang, biar dia nginep disini..” istriku membuka percakapan sore itu ketika kami sedang santai di teras rumah kami yang terletak agak dibagian atas kota

“Boleh saja..” jawabku.. dan sungguh saat itu tidak ada satupun pemikiran yang aneh-aneh melintas di kepalaku, saat aku sedang melepas semua pikiran tentang pekerjaan dan benar-benar fokus untuk bersantai, lagi pula anak-anak juga tidak mau tinggal diam dirumah selalu ribut tidak karuan

Rani mengambil HP nya, setengah jam setelah ia ngobrol dengan sahabatnya itu, dan menjelang pukul 8 malam, ketika kami baru saja menyelesaikan makan malam kami, suara mobil memasuki halaman.

“Hai..” sapa Lina ketika kami menyambutnya, malam itu ia nampak segar dengan celana panjang yang mencetak bentuk pantatnya dan atasan model sekarang yang agak gombrong itu, namun sampai saat itu kembali aku belum ‘memikirkan hal yang jorok’ sama sekali..

Istriku segera menarik tangan wanita itu dan mengajaknya kedalam sementara pembantu kami membawakan barang bawaannya masuk rumah.

Pejuh Kental

Kebetulan rumah kami agak besar dan masih memiliki sebuah kamar yang tidak terpakai, dan kesitulah barang bawaan Lina diletakan.

Malam itu aku masuk kamar duluan, setelah anak anak tertidur, sementara istriku masih asyik ngobrol dengan kawannya, dan tak lama kemudian aku terlelap.

Aku merasakan ada rasa hangat dan geli yang nikmat menyadarkanku, dan aku tahu kalau mulut istriku sudah mengulum batang kemaluanku yang segera berdiri walau aku sendiri masih setengah sadar, entah kapan celanaku sudah turun sampai kelutut aku benar benar tak tahu.

Sesaat kemudian tanpa melepaskan mulutnya dari batang kemaluanku, celanaku sudah terlepas seluruhnya, dan menyusul baju lainnya.

Setelah saling mencumbu, menjilat dan bergumul, akhirnya dengan posisi diatas Rani memasukan batang kemaluanku kedalam vaginanya yang sudah hangat itu dan mulai bergoyang, mula mula perlahan semakin lama semakin cepat, sementara mulutnya berdesis seperti orang kepedasan.

“Srrrthh...” aku tak tahan lagi dan melepaskan air maniku duluan dalam vagina istriku yang masih terus bergoyang mengejar puncak kenikmatannya, dan akhirnya beberapa puluh detik kemudian istriku melenguh dan mendesis desis ketika ia menggapai klimaxnya, untung pikirku... telat sedikit saja kemaluanku sudah melemas dan bisa berabe aku kalau dia tidak berhasil mencapai klimaxnya.

Tubuh istriku ambruk diatas tubuhku, dan plop... kemaluanku terlepas dengan sendirinya, kami berciuman dan saling memeluk, yah walaupun banyak petualangan kami namun setiap kali berhubungan sex.. kami selalu berakhir sangat puas dan nilai keintiman yang ada diantara kami kalau sedang berdua sangat berbeda dibanding kalau sedang ‘bertualang’.

Kami tidak banyak bercakap malam itu, capek setelah seharian berputar putar dan belanja serta nikmatnya sex yang baru saja kami rasakan membuat kami segera terlelap dalam selimut.. berpelukan sambil telanjang bulat.

Pagi pagi aku sudah terjaga.., melihat istriku masih tidur.. aku lalu mengenakan celana pendek dan kaos oblong, masuk kamar mandi yang ada diadalam kamr, cuci muka.. lalu saat keluar keruang makan mencari kopi.

Saat melintas dapur kulihat Lina sedang asyik mengaduk kopi digelas dan ketika melihatku dia tersenyum..

Lina hanya mengenakan baju tidur yang agak tipis dan buah dadanya yang saat itu tidak menggunakan bra terbayang dengan jelas.., masih pagi.., baru bangun.. sudah melihat pemandangan seperti itu langsung saja ‘adik kecil’ diselangkangan berontak keras.

“Mas.. kopinya suka yang manis ?” tanyanya

“Lho.. kok.. mana pembantu.. masa kamu yang bikin.. ?” tanyaku agak heran juga

“Kusuruh kepasar... Lina ingin masak kalau boleh tanya Rani deh hobby Lina kan masak..” jawabnya.

Aku Yang Menjadi Korban Nafsu Istriku Dan Kawannya

Ingin kutanya ‘hobby’ nya yang lain.. tapi mengingat ia teman istriku dan aku belum diberi tanda oleh istriku aku menjaga lidahku supaya jangan nakal.

“Jangan terlalu manis.. ah.. nanti bisa diabetes..” jawabku, hampir saja kulanjutkan lebih jauh’kalau diabet bisa impoten rugi deh aku’ tapi kembali kujaga lidah ku..

Siang itu aku bersantai dikamar sementara istriku dan Lina asyik memasak.., anak anaku juga asyik dengan urusan mereka masing – masing dikamarnya

“Hey.. semuanya.. makanan sudah siap.”teriak istriku dan hawa dingin kota Surabaya serta suasana yang nyaman sungguh membuat kami menjadi sangat lapar...

Mataku sempat menelusuri tubuh Lina yang tampak sibuk mengambilkan nasi, menyipakan lauk pauk dan dengan tank top ketat, celana jeans yang dikenakannya mencetak bentuk tubuhnya, sesungguhnya wanita ini bukan wanita yang akan kita pikirkan, berusia menjelang pertengahan, wajahnya biasa saja tidak terlalu cantik, tubuhnya juga sudah tidak sekencang gadis muda.. namun kulitnya sangat putih dan bersih, dari wajah serta penampilannya serta cara bicaranya terlihat jelas kalau ia bukan ‘petualang’, dan yang agak ‘mengganggu’ pemikiranku adalah sudah 3 tahun bercerai..’jangan jangan sudah rapat kembali vaginanya’

Pepes ikan mas, sayur asam, sambal dan ayam goreng yang nikmat dalam waktu singkat bersih tandas dan beberapa saat kemudian aku sudah terbuai dalam mimpi, entah apa yang diperbuat istriku, sahabatnya dan anak anak sudah tidak kupedulikan lagi.

Setelah mandi sore kami menyempatkan diri pergi ke mall, beli jagung bakar, makan malam dan menjelang Pukul 22.00 malam kami sudah kembali kerumah anak – anak langsung masuk kamar dan sesaat kemudian suasana sudah sepi...

Aku sedang membaca dikamar ketika istriku masuk dan duduk disampingku, dengan wajah yang berbinar-binar ia berkata “Pa.. menurut papa Lina bagaimana..?” tanyannya dengan tiba tiba.

“Bagaimana apanya..?”tanyaku

“Ah.. mama kan melihat papa memperhatikan tubuh Lina, waktu makan siang tadi, Minat?” lanjut istriku

“Mmmmm... bukan gitu” lalu kusampaikan isi pemikiranku siang tadi dan istriku mencubitku “buktikan mau ? lubangnya masih ada atau nggak..? jawab Rani. “Hm...tapi kan dia teman mama dan belum tentu memahami gaya hidup kita” jawabku, langsung saja ada yang terasa bergerak diantara pahaku..’kalau iya lumayan kan...’pikirku

Sudah terlalu lama istriku mengenal diriku kali ini dia yang menjadi ‘pengatur laku’ “sudah..pokoknya papa..nurut saja. ya nggak rugi deh” lalu sambil mencium pipiku ia beranjak keluar kamar..

Aku mencoba kembali ke bacaanku, namun konsentrasi ku sudah buyar..

Sekitar lima belas menit kemudian pintu kamar terbuka dan masuklah istriku serta Lina yang sudah berganti pakaian dengan daster, wajahnya tampak segar dengan rambut diikat kebelakang sementara dadanya tampak menggantung lepas.. sayang daster batik yang dikenakannya agak tebal.. sehingga tidak ada bayangan yang timbul didadanya.

Pejuh Kental

“Ngobrol disini saja ya Lin.., pa boleh kan Lina ngobrol dulu disini ..?,” pembantu belum tidur lagi nonton TV, dikamar Lina nggak enak, nggak ada Exhaust Van nya..”, memang terkadang istriku merokok, terbayang kan kalau asap rokok tidak dikamar tidak bisa keluar..?

“Walau awalnya agak canggung namun sebentar saja pembicaraan kami sudah relax, Rani duduk disisiku dan kami duduk diranjang bersandar santai, sementara Lina duduk diujung ranjang.., kami ngobrol segala hal sampai suatu saat istriku bertanya..(aku yakin dia sudah bertanya sebelumnya.. tapi diulangi lagi untuk ku),

“Lin.. kalau boleh tahu.. kamu kan sudah pisah 3 tahun sama mantan mu.., nah kalau ‘kepingin.. itu..’ bagaimana kamu mengatasinya..? tanpa tedeng aling-aling Rani bertanya yang membuat wajah Lina langsung merah bagi kepiting rebus.

“Yah.. gitu deh., udah ah.... kok nanyain yang begituan sih..” jawab agak tersipu.

Tiba tiba Rani bangkit, lalu mengambil lap top yang biasa kugunakan, meletakannya dipangkuannya dan menyalakannya serta memanggil Lina untuk mendekat..

Aku hanya memperhatikan apa yang dilakukan istriku walau aku tahu apa yang ada dipikrannya, sekejab kemudian terdengar suara Lina berteriak kecil ”Ih.. gila ya kamu...” sambil melirik kearahku.

Berkali kali terdengar jerit tertahan Lina saat melihat apa yang tersaji di laptop ku, ya..kumpulan gambar photo ‘petualangan’ kami yang bermacam occasion yang sudah ku capai dalam suatu album, ada yang istriku sedang ‘dikeroyok’, ada yang sedang swinging dengan pasangan lain dan macam-macam lainnya.

“Sebentar ya..” kata Rani yang lalu beranjak ke kamar mandi Lina tidak menjawab namun matanya terus menatap layar laptop dengan wajah yang berubah ubah.. antara percaya dan tidak.. antara ingin tahu dan tertarik.. ia masih asyik menscroll gambar gambar itu dan Rani yang sudah kembali duduk didekatku tangannya langsung menyusup kedalam celana pendek yang kukenakan.

Istriku lalu merangkul leherku, mencium bibirku.. lidah kami saling bertautan dan tangannya dengan nakal memainkan kemaluanku yang masih tersimpan didalam celana pendek yang kukenakan beberapa saat kemudian celana yang kukenakan sudah terlepas..

Ketika Rani menengok ia terpana.. karena saat itu istriku sedang asyik menjilat dan menghisap batang kemaluanku dan ketika istriku melihat bahwa sahabatnya memperhatikan nya ia menghentikan gerakannya dan memberi tanda agar mendekat dan entah sadar atau tidak Lina langsung mendekati kami duduk disamping tempat tidur.

Tiba –tiba istriku menarik tangan Lina dan meletakannya di batang kemaluan ku yang sudah mengeras.

Tangan yang terasa dingin bertemu dengan batang kemaluan yang sangat panas memberikan sensasi padaku dan benar seperti kata istriku..  Lina sudah terlalu lama tidak menyentuh laki laki.., sesaat kemudian dua mulut mungil menjadikan batang kemaluanku sebagai ‘mainan’, saat Lina menghisap kepala kemaluanku istriku menjilati bijiku dan begitu bolak balik kujulurkan tanganku kutarik Lina agar merayap keatas dan sesaat kemudian bibirnya sudah berpagutan dengan bibirku.

Pejuh Kental

Ketika dasternya kulepas.. buah dadanya terpampang jelas puting susunya lebih besar dari istriku merah agak kehitaman, kontras dengan kulit putihnya..., dan walau sudahtidak terlalu padat dan agak turun sedikit namun asyik juga.

Mulutku melumat puting susu yang sudah mengeras itu dan tanganku menyusup ke bawah pusarnya.. terasa selangkangan yang lembab agak basah dengan bulu bulu yang cukup lebat.

Istriku yang mengerti apa yang kuinginkan, menghentikan gerakannya menjilati kemaluanku.. lalu memberi kesempatan padaku untuk mengubah posisi.

Kubaringkan Lina telentang dan seera kucium bibirnya lalu perlahan jilatanku merambat turun lehernya, pundaknya dan buah dadanya ganti berganti kujilati dan kuhisap putingnya sementara ia hanya memejamkan mata mengerang lirih..

Lidahku turun terus kebawah dan ketika sampai di perutnya ia mulai menggelinjang kuambil bantal.. kuminta ia mengganjal pinggulnya dan kini aku mulai konsentrasi pada vagina yang merekah membasah itu.

Aku Yang Menjadi Korban Nafsu Istriku Dan Kawannya

Dengan kedua tanganku kusibak bulu bulu di area itu kubuka vaginanya dan lidahku mulai menari nari di klitorisnya.., sesekali menerobos masuk dan kembali menjilat, menghisap dan menjilat..

Rani yang rupanya tidak tahan dari belakang juga ‘menyerang’ku.

“Ssshh... aahhh sudah nggak tahan..” sesekali kepalaku dijepitnya dengan pahanya dan aku mengerti sudah terlalu lama ia ‘haus’ maka ketika aku menyudahi permainan lidahku dan merayap naik ketas tubuhnya dengan serta merat tangannya menyambut dan memelukku, dan setelah batang kemaluanku terarah tepat dengan perlahan mulai kubenamkan Lina mengerang kenikmatan. membuka pahanya semakin lebar, setelah kepala kemaluanku masuk dengan satu hentakan yang diiringi desahan keras dari wanita ini kubenamkan batang kemaluanku hingga habis.

Kubiarkan sesaat kemaluanku terendam dalam vagina yang sangat hangat namun ‘legit’ itu, memang sih kelebihan wanita umumnya bisa membuat vaginanya enak tidak kering agak basah sedikit, tapi legit atau mungkin pengaruh suka makan lalaban? dan baru kemudian kutarik sedikit lalu kubenamkan lagi demikian berulang – ulang.. sementara Lina memeluk dan kakinya bahkan melingkari pinggangku..

Tiba kurasakan sensasi lain wah.. ternyata istriku mengusap dan memegangi bijiku saat batang kemaluanku bergerak memompa naik turun di vagina Lina, bahkan sesat kemudian bukan lagi usapan yang kurasakan namun... jilatan... gila... rasa nikmat yang luar biasa menyerangku, batang kemlauanku terbenam dijepit kemaluan Lina dan lidah Rani menjilati bijiku.. sesekali batangku terjilat saat tertarik keluaar..

Aku tahu kalau begini terus tidak lama lagi pasti tumbang..  maka, ku rubah posisi, tanpa melepaskan batang kemaluanku dari vaginanya , kubalik posisi hingga Lina kini diatasku, kini aku punya ‘mainan’ tambahan’, buah dada yang bergoyang dan menggayut diatasku dengan leluasa kuremas.., sesekali putingnya kuhisap.., disisi lain istriku juga jadi lebih leluasa ‘menggarap’ kemaluan ku yang sedang menyatu dalam vagina sahabatnya itu.

Lina mulai bergerak teratur.. mungkin terlalu lama tidak merasakan kemaluan laki laki membuatnya tidak tahan terlalu lama.. ia naik turun diatasku dengan teratur semakin lama semakin cepat.. kemaluannya mulai menghangat dan aku ‘membantunya’ dengan menghisap puting susunya dan akhirnya dengan satu teriakan tertahan ia melemparkan kepalanya kebelakang mencengkeram pundaku dan mendesah lirih... ”Aghh..ssss...hhhh.... aduh.. keluar...” lalu ia ambruk diatas dadaku.

Kucium bibirnya dan dengan perlahan ia kurebahkan kesamping.., sesungguhnya aku yakin akalu kuteruskan sedikit lagi ia masih bisa menggapai satu klimax lagi walau tidak sedahsyat yang barusan namun aku juga tahu kalau istriku sudah menanti gilirannya

Kusuruh Rani menungging dan dari belakang batang kemaluanku yang masih basah kuyup dangn lendir Lina menerobos memasuki lubang vagina istriku yang juga sudah basah daritadi.

Pejuh Kental

Kami sudah mengenal satu dengan lain sangat baik maka irama yang berkembang sudah dalam kontrol kami dan karena desakan di bijiku sudah sedemikian mendesak kuberi tanda pada Rani untuk meningkatkan ‘speed’ dan akhirnya.. srrrrtt... creeet.. air maniku menyembur deras mengisi vagina istriku sementara istriku juga mencapai klimax pada saat yang sama dan mendesah desah dengan keras.

Cukup lama kami terdiam dan berpelukan bertiga dalam keadaan telanjang, ganti berganti kedua wanita itu mencium bibirku dan tangan mereka mengelus serta mengusap ngusap kemaluanku yang masih basah itu..., namun juga masih susut.

Belum terlalu rasanya beristirahat Lina sudah mulah memainkan kembali mulutnya di selangkanganku sementara Rani berjongkok diatas wajahku dan lidahku langsung saja menerobos masuk ke lubang vaginanya.., vagina istriku walau sudah banyak yang ‘menikmati’ namun tetap terawat dan terasa nikmat.. juga klitorisnya masih tetap mungil kemerahan. Sekitar beberapa menit kami dalam posisi itu sebelum berbalik kini kembali aku diatas Lina yang dengan melebarkan kakinya menerima kemaluanku dan Rani memelukku dari belakang menjilati leher dan belakang telingaku kadang lidahnya turun ke bawah hingga ke belahan pantatku..

Aku menggenjot Lina yang terlentang dibawah tubuhku dengan teratur dan pada irama yang tetap, bibir kami saling bertemu dalam ciuman yang panas istriku mengelus dan mengusap usap bijiku yang memberikan sensasi nikmat dan seperti tadi Lina yang masih haus itu kembali mencapai klimax duluan.. ”Mas.. ah.. ugh... cepet.. cepetinn... aduh.. enaaaak..” dan setelah seluruh tubuhnya menegang ia tergolek lemas, aku berhenti sebentar tanpa mencabut kemaluanku yang masih terbenam dalam vagina yang berdenyut denyut itu dan semenit kemudian mulai lagi kugerakan maju mundur secara teratur.. ”Ah.. geli.. lagii..”

Lina merintih dan mendesah.. namun aku meneruskan gerakanku dengan cepat mengejar ejakulasi kedua yang ingin kugapai dan “Aduh.. keluar.. lagi.. ah..” dan istriku juga semakin giat mengusap dan meremas bijiku dan ketika aku merasa tak tahan lagi kucabut kemaluanku dari vagina Lina dan istriku segera membuka mulutnya menerima kemaluanku yang basah penuh lendir itu.

Tidak sampai dua menit, aku setengah menjambak rambutnya menembakan air maniku dalam mulut Rani yang tanpa ragu langsung menelannya.,

Setelah melemas, kemaluanku dilepas dari mulutnya namun bukan berarti berhenti karena lidahnya masih terus menjilati hingga batang kemaluanku bersih dari cairan.

Sekali ini aku perlu waktu setengah jam untuk dapat ‘bangkit’ kembali.... dan setengah jam lebih dikocok dalam vagina Rani untuk kemudian melepaskan isinya yang sudah semakin sedikit dalam vagina yang sejak awal ‘belum sempat diisi’ air maniku

Entah jam berapa Lina kembali ke kamarnya karena saat aku berada dalam pelukannya dengan wajahku terbenam diantara buah dadanya aku terlelap.

Saat terjaga paginya aku diberi ciuman yang amat manis dari istriku sambil berbisik ”Lina bilang terima kasih, punya papa jauh lebih enak dari mantannya dulu katanya..” aku hanya tersenyum karena benar benar merasa ‘habis..’, terkuras energi dan air maniku..,

Hampir tengah hari baru aku beranjak dari tempat tidur setelah anak anak ribut tidak karuan mengajak pergi keluar.
Share:
Location: Indonesia

0 comments:

Post a Comment

tengah

Klikbola88
Copyright © Pejuh Kental | Powered by Blogger Design by ronangelo | Blogger Theme by NewBloggerThemes.com